Rabu, 30 Mei 2012

Teaching Observation at SMAN 1 Kadugede

(Didit, Baran, Tatang, Dina, Mrs. Iin, Amanda, Alya (mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UNIKU))

Suasana yang rindang dan tentunya masih bisa menghirup udara segar, terasa ketika pertama kali memasuki lorong - lorong ruangan SMAN 1 Kadugede yang tak jauh dari mesjid Agung setempat. mungkin itulah yang mereka rasakan ketika berada di sekolah yang terletak di pinggir jalan raya tersebut.
kedatangan mereka tak lain hanyalah untuk melakukan observasi terhadap cara mengajar guru setempat yaitu Mrs. Iin, baik itu persipan, metode, teknik maupun performenece. selain itu diharapkan dengan observasi tersebut untuk mengetahui bagaimana situasi sebenarnya dikelas yang notabenenya mereka adalah calon-calon guru masa depan.
"jalanya obserpasi begitu menarik dan antusias, kebetulan mereka dipersilahkan masuk dan duduk di antara siswa-siswi kelas X.2," begitu ujar Tatang salah satu observator.
proses dari BKOF, MOT, JCOT dan ICOT terpola baik oleh Mrs. Iin, hampir semua murid berperan aktif dalam pembelajaran, walaupun memang ada sesutu hal yang mesti ditambahkan oleh beliau seperti penambahan game dan tekhnik menarik lainnya, sehingga motivasi anak untuk belajar akan bertambah.

Sabtu, 26 Mei 2012

MENAKAR KEMBALI TERORIS AGAMA

Islam datang bagaikan nyanyain yang menggoyang ilalang disavana dan sateva Indonesia. Dengan menggunakan alat wayang golek yang dipelopori oleh sunan Kali Jaga, maka isam semakin lama semakin diminati dan semakin lama semakin banyak pengikut sampai kemudian islam Indonesia paling banyak dan terbanyak dibandingkan dengan pengikut agama Islam disetiap negara diseluruh belahan dunia. Pertanyaan selanjutnya adalah ada apa dengan Islam Indonesia? Apakah yang menyebabkan penganut Islam Indonesia paling banyak?
Padahal seperti yang kita ketahui persoalan menyebarkan agama itu bukan hal yang mudah, bukan seperti layaknya kita membalikan telapak tangan, bukan seperti ketika para pemburu babi hutan yang begitu beringas untuk membunuh. Yang kita buru adalah manusia yang memiliki otak, yang kita buru adalah bangsa, demi terbentuknya tatanan masyarakat yang memiliki peradaban.




Disamping dengan melakukan dakwah merekapun melakukan hal dibidang politik (hirarki) dan kita pernah merasakan perjalanan sejarah panjang untuk semua itu. Dan hal untuk perjalanan dakwah yang penuh penomenal tersebut begitu melekat dan menancap bagai lingga jati di hati sanubari masyarakat kita, jangan sampai hanya dijadikan sebuah romantisme sejarah yang malah membuat kita larut di dalamnya sehingga kita tidak melakukan meta_strategi yang baru dalam melakukan penyempurnaan dakwah tersebut.
Tapi, tahukah bahwa hanya satu metode yang begitu sangat melekat dan begitu sangat dcintaiterima oleh masyarakat kita, yaitu dakwah dengan wayang golek untuk jawa barat, wayang wong untuk masyarakat jawa tengah, wayang kulit untuk masyarakat jawa timur. dan kemudian wayang inipun menjadi sebuah inspirasi bagi penyebaran islam dibeberapa pelosok indonesia, di beberapa puau di indonesia, sejarah mencatat keberhasilan dakwah dengan menggunakan wayang di negara tercinta.
Metode dakwah dengan menggunakan perdaganganpun menjadi sebuah sejarah yang tidak bisa terbantahkan. Namun, sayang dan sangat disayangkan metode dakwah dengan perdagangan tidak lagi menggeliat seperti dahulu kalan karena perdagangan mengalami pembusukan moralitas, dunia perdagangan menyuguhkan sebah manifestasi yang tidak cantik lagi lantaran pengambilan keuntungan yang sangat berlebuhan atau kalau kita harus mengatakan bahwa itulah kapitalistik, pengaruh monpoli dalam perdagangan sekalipun memang sangat tinggi, tapi sebenarnya hal itu masih manusiawi dengan catatan pengambilan keuntungan tidak terlalu berlebihan namun, yang terjadi itulah fakta yang terjadi dilapangan ironis memang namun itulah kenyataannya.
Metode dakwah dengan menggunakan pendekatan politik sekalipun sejarah peradaban islam indonesia telah mencatat hal itu. Apalagi ketika indonesia masih berbentuk kerajaan sampai abad 19 geliat penyebaran islam dengan metode politik menjadi sangat mempengaruhi, serta masih banyak lagi metode dakah yang dilakukan dalam rangka membangun sebuah kejayaan idiologi dunia yakni islam.
Islam adalah sebuah idiologi dunia yang sangat kontemporer bahkan sangat modern, (nurcholis madjid dalam islam kemodernan dan keindonesiaan) dalam sebuah pandangannya mengungkapkan kalau ingin modern maka pelajari islam, mahasiswa dan masyarakat islam jangan sampai malu apalagi merasa tidak maju lantaran masuk islam. Patut diketahui bahwa islam menjadi awal mula peradaban dunia ketika diutusnya manusia pemimpin pertama bernama Adam terlahir (qs.al-baqoroh:30). Dari sinilah kemudian islam menjadi imam idiologi dunia dan peadaban umat manusia.
Namun terkecuali yang menginginkan persoalan dalam hidupnya untuk berlaku semaunya tanpa memperdulikan yang lain, ini bukan persoalan individualis ini persoalan ego pibadi. Tapi barangkali yang harus menjadi catatan kita bersama bahwa dengan melakukan tindakannya yang semaunya malah membawa dirinya untuk semakin ketergantungan terhadap sesuatu yang sangat lebih besar akan keterikatannya (j.donald walters dalam crises in modern thought).

DUNIA PENUH KETIDAKPASTIAN DAN JAWABAN ISLAM
Bila kita mencoba untuk mengingat beberapa kejadian yang paling sangat tidak manusiawi itu pernah terjadi dinegara kita tercinta. Mungkin kita masih ingat pernah disuguhkan dengan kejadian dengan kejadan yang dikenal bom bali, kemudian bom kuningan, bom buku, bom cirebon dan saya tidak mampu lagi akan menerima akan dimana lagi bom akan dijatuhkan dinegara kita, betapa ironis memang ketika indnesia dimata dunia sangat memilik karakter dengan sikap yang rendah hatinya bahkan amerika pernah memuji kita untuk hal itu. Namun apa yang terjadi sekarang seolah masyarakat kita lupa akan apa yang menjadi identitasnya sebagai bangsa yang sangat pluralis, sebagain bangsa yang bisa menerima perbedaan, sebagai bangsa yang mengenal toleransi, sebagai bangsa yang berpancasila, sebagai bangsa yang bhineka tunggal ika, dan sebagai bangsa yang menganut sebuah idiologi yang termaktb dalam 4 pilar bangsa maka seyogyanya kita harus menjadi entitas sebagai bangsa yang berperadaban, terkecuali kalau kita mau dikatakan bangsa yang diktator dan bangsa yang sangat terbelakang, maaf bukan terbelakang. tapi, membelakangkan diri.
Akankah kita mampu keluar dari jeratan setan ini? Akankah kita mampu menjawab tantangan dunia bahwa indonesia adalah bangsa yang beradab? Indonesia adalah bangsa yang sangat toleransi atau pluralisme (tradisi islam).
Kita sebenarnya masih bisa menyelamatkan diri dari persepsi yang buruk terhadap negara kita namun sampai dimana kesiapannya? Barangkali itulah yang harus kita pikirkan ulang, kita harus membaca ulang, kta harus melakukan perenungan, apakah islam seperti ini yang diperintahkan tuhan, apakah islam seperti ini yang dianjurkan tuhan? Kalau bukan lalu seperti apa? Tuhan menginginkan seperti apa islamnya?
Hal yang tidak mungkin adalah kita menggunakan kekerasan dalam berdakwah, tidak ada perintah tuhan untuk melakukan kekerasan terhadap manusia juga terhadap semesta, dalam ayat manapun tidak pernah ditemukan. Karena tuhan tidak pernah menyukai kekerasan dalam volume sekecil apapun.
Bukankah kita mengenal kesabaran buken kekerasan, bukankah kita mengenal islam rahmatan lil alamin dan bukan rahmatan lil muslimin, dan bukankah kita mngenal ketaqwaan bukan kekufuran. Dan marilah kita mencoba untuk melakukan sebuah penetrasi keimanan agar sebagai bangsa yang memiliki keimanan kita tidak pernah dikatakan sebaga bangsa yang kolot dan ketinggalan zaman.
Bahwa apa yang sekarang kita kenal dogma adalah sebuah tesis, sementara keyakinan atau tauhid adalah sebuah antitesis, maka yang menjadi sebuah sintesanya adalah berpikir bebas, atau kebebasan berpikir. (j.donald walters:dalam crises in modern thought). Artinya bahwa lebih baik kita membebaskan dri untuk berpikir demi sebuah kebenaran daripada bebas berbuat untuk dianggap benar.
Teroris adalah islam tapi tidak semua islam adalah teroris, teroris muncul dkarenakan kekeliruan dalam menafsirkan al_quran saja, karena al_quaran sederhana, tapi bukan berarti sesederhana itu. Teroris hanyalah jawaban atas kekerdilan berfikir manusia untuk menafsirkan idiologi dan logika tuhan. Dan karena kekerdilan berpikirnya itu hanya mengakibatkan nihilistik belaka dan tidak menemukan nilai absolut pada akhirnya.
Kesederhanaan al_quaran mengakibatkan al_quaran tidak sesederhana itu. Itulah misterium idiologi tuhan. Manusia tidak akan mampu melogikakan logika tuhan, karena logika tuhan adalah wahyu. Wahyu tuhan adalah persepsi dan logika tuhan, bukan wahyu dalam logika dan penafsiran manusia tentang wahyu tuhan.
Namun, tuhan telah memberikan kebebasan manusia untuk berfikir, iqra yang artinya bacalah, seperti yang termaktub dalam (Qs.al_alaq), manusia hanya dipekenankan tuhan untuk melakukan perenungan sebelum berbuat artinya tidaklah keliru bila manusia melakukan ijtihad sendiri dalam pencarian kebenarannya dengan proses berpikirnya.
Maka, marilah kita merenungkan kembali seperti apa dan harus seperti apa? Islam bukan agama anarkis, bukanlah agama kekerasan, bukanlah agama tanpa kebebasan berfikir, islam adalah rahmat, islam adalah sebuah jawaban atas pesoalan ketidakpastian dunia. Islam adalah pedoman hidup manusia bukan saja umat islam. Maka marilah kita untuk merenungkan kembali makna islam yang sebenarnya yakni islam menurut tuhan.

Penulis: Parman Rudiansah
aktifis mahasiswa HMI Kuningan

Jumat, 25 Mei 2012

Kesadaran sehat dan kesadaran palsu

Jika saya masuk ke dalam diri saya, maka yang ada hanyalah ide yang ada dalam diri saya, dan kamu bagi aku adalah ide bagi sayah, david hume. ada beberapa arah yang masuk dalam pemikiran setiap orang, dari sisi,kanan,atas bawah,dsb. meski disadari bahwa ketika oranglainmelihat kita maka mereka akan berpikir tentang kita,begitupun sebaliknya,ketika kita melihat orang,atau benda yang lain, yang ada atu yang timbul pertama kali ialah ide, namun ada yang mesti kita sadari dalam ide manusia ada beberapa hal yang mesti di ingat
1,kesadaran yang sehat
2,kesadaran yang palsu
ke 2 tersebut ada dalam cakupan logika, arti logika sendiri itu ialah hukum berpikir secara akal sehat, dan ada pula yang melakukan akalnya dengan cara yang tidak sehat. kita fokuskan pada yang pertama, kesadaran yang sehat.
kesadarn yang sehat ada dalam setiap otak manusia, dan di dalam potak terdapat berbagai macam sel2 syaraf yang menymbungkan dari setiap indra ondra yangada dalam tubuh manusia, nah indra tersebut menjadi fasilitator bagi inti-inti sel yang ada dalam otak manusia, termasuk disanalah proses kerja akal sehat manusia, dari berbagai bneda yang terkecil quark,antara newton dan proton. maka kesempurnaan pikiranlah yang ada jika semua terorganisir antara sirkulasi otak dan anggota tubuh,/indra dengan baik, sebagai analogi kesadaran yang sehat mari kita masuk kedalam otak/akal sehat kita kemudian mencerna apa yang kita indra dalam otak/akal sehat kita, tanpa menghilangkan nafsu dan perasaan yang ada, kenyataannya ketika orang menilai kita jelek maka yang terhubung dalam otak dan perasaan dan nafsu kita berjuang untuk memenangkan bagian2 dari ke 3 tersebut. tinggal kita hitung detik demi detik,maka dari pihak manakah yang akan menang. jika akal sehat yang menang maka nafsu negatif dan perasaan negatif akan terlempar jauh, dan apabila sebaliknya nafsi dan perasaan negatif yang menguasai akal sehat kita, maka yang timbul adalah kesadaran palsu kita karna yang berkuasa disana adalah nafsu dan perassaan negatif yang ada dalam tubuh kita. ksimpulannya, dimanakah letak ide atau akal sehat kita,?? mari berakal sehat.....

makalah language, society and culture


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Ketika membaca judul di atas, mungkin sebagian besar pembaca paham akan pengertian dari masing-masing sistem tersebut (Language, Society, Culture). Tanpa disadari pembaca sebetulnya berada dalam ruang lingkup bahasan tersebut, terlibat dalam korelasi ketiganya. Namun mungkin pengetahuan akan apa sebenarnya hubungan yang muncul antara bahasa, masyarakat dan budaya, pembaca belum terlalu paham. Sehingga



B.     Tujuan Penyusunan Makalah
Memberi wawasan mengenai hubungan antara bahasa, masyarakat dan budaya kepada pembaca.



BAB II
PEMBAHASAN

Language, Society and Culture

Sebelum menjelaskan apa hubungan antara bahasa, masyarakat dan budaya (Language, Society and Culture), bagaimana keterkaitan diantara ketiganya. Kami akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian dari ketiga system tersebut.

1.      Language (Bahasa)
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.      Society (Masyarakat)
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat
Dalam ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angota nya.
Peroses perubahan masyarakat dan kebudayaan dalam seluruh aspeknya, dari sitem tradisional menuju ke sistem yang modern. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :

1.      perkembangan ilmu
2.      perkembangan teknologi
3.      perkembangan industri
4.      perkembangan ekonomi

3.      Culture (Budaya)
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Kebudayaan menurut Clifford Geertz sebagaimana disebutkan oleh Fedyani Syaifuddin dalam bukunya Antropologi Kontemporer yaitu sistem simbol yang terdiri dari simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama, yang dapat diindentifikasi, dan bersifat publik. Senada dengan pendapat di atas Claud Levi-Strauss memandang kebudayaan sebagai sistem struktur dari simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama, yang dapat diindentifikasi, dan bersifat publik.
Adapun Gooddenough sebagaimana disebutkan Mudjia Rahardjo dalam bukunya Relung-relung Bahasa mengatakan bahwa budaya suatu masyarakat adalah apa saja yang harus diketahui dan dipercayai seseorang sehngga dia bisa bertindak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat, bahwa pengetahuan itu merupakan sesuatu yang harus dicari dan perilaku harus dipelajari dari orang lain bukan karena keturunan. Karena itu budaya merupakan “cara” yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam hidupnya. 
Dalam konsep ini kebudayaan dapat dimaknai sebagai fenomena material, sehingga pemaknaan kebudayaan lebih banyak dicermati sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat. Karenanya tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat akan terikat oleh kebudayaan yang terlihat wujudnya dalam berbagai pranata yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol bagi tingkah laku manusia.
Adapun Menurut Canadian Commision for UNESCO seperti yang dikutip oleh Nur Syam mengatakan kebudayaan adalah sebuah sistem nilai yang dinamik dari elemen-elemen pembelajaran yang berisi asumsi, kesepakatan, keyakinan dan atauran-atauran yang memperbolehkan anggota kelompok untuk berhubungan dengan yang lain serta mengadakan komunikasi dan membangun potensi kreatif mereka.
Dengan demikian kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial, oleh para anggota suatu masyarakat. Sehingga suatu kebudayaan bukanlah hanya akumulasi dari kebiasaan dan tata kelakuan tetapi suatu sistem perilaku yang terorganisasi. Dan kebudayaan melingkupi semua aspek dan segi kehidupan manusia, baik itu berupa produk material atau non material.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, yang terdiri dari berbagai budaya, menjadikan perbedaan antar-kebudayaan, justru bermanfaat dalam mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakat tersebut. Pluralisme masyarakat dalam tatanan sosial agama, dan suku bangsa telah ada sejak jaman nenek moyang, kebhinekaan budaya yang dapat hidup berdampingan secara damai merupakan kekayaan yang tak ternilai dalam khasanah budaya nasional.

A.    Hubungan antara Bahasa dan Masyarakat
Bahasa dan masyarakat, bahasa dan kemasyarakatan, dua hal yang bertemu di satu titik, artinya antara bahasa dan masyarakat tidak akan pernah terpisahkan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh anggota masayarakat sebagai alat komunikasi, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa begitu melekat erat, menyatu jiwa di setiap penutur di dalam masyarakat. Ia laksana sebuah senjata ampuh untuk mempengaruhi keadaan masyarakat dan kemasyarakatan. Fungsi bahasa sebagai alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan di dalam masyarakat inilah di namakan fungsi bahasa secara tradisional. Maka dapat di katakan hubungan antara bahasa dan penggunanya di dalam masyarakat ini merupakan kajian sosiolinguistik.
Berbicara tentang bahasa dan masyarakat, maka tidak terlepas dari istilah “ masyarakat bahasa”. Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang memiliki bahasa bersama atau merasa termasuk dalam kelompok itu, atau berpegang pada bahasa standar yang sama. Masyarakat tutur adalah istilah netral. Ia dapat dipergunakan untuk menyebut masyarakat kecil atau sekelompok orang yang menggunakan bentuk bahasa yang relatif sama dan mempunyai penilaian yang sama dalam bahasanya. Jadi masyarakat bahasa atau masyarakat tutur
Bagaimanakah bentuk hubungan antara bahasa dengan masyarakat? Bentuk hubungan bahasa dengan masyarakat adalah adanya hubungan antara bentuk-bentuk bahasa tertentu, yang disebut variasi ragam atau dialek dengan penggunaannya untuk fungsi-fungsi tertentu didalam masyarakat.Sebagai contoh di dalam kegiatan pendidikan kita menggunakan ragam baku, untuk kegiatan yang sifatnya santai ( non formal ) kita menggunakan bahasa yang tidak baku, di dalam kegiatan berkarya seni kita menggunakan ragam sastra dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan menggunakan bahasa yang benar, yaitu penggunaan bahasa pada situasi yang tepat atau sesuai konteks di mana kita menggunakan bahasa itu untuk aktivitas komunikasi.
Sosiolinguistik mengkaji hubungan bahasa dan masyarakat, yang nengaitkan dua bidang yang dapat dikaji secara terpisah, yaitu struktur formal bahasa oleh linguistik dan struktur masyarakat oleh sosiologi. Istilah sosiolinguistik itu sendiri baru muncul pada tahun 1952 dalam Kaya Haver C Currie) yang menyatakan perlu adanya kajian mengenai hubungan antara perilaku ujaran dengan status sosial. Disiplin ini mulai berkembang pada akhir tahun 60-an yang diujungtombaki oleh Committee on Sociolinguistics of the Social Science Research Council (1964) dan Research Committee on Sociolinguistics of the International Sociology Association (1967).  Jurnal sosiolinguistik baru terbit pada awal tahun 70-an, yakni Language in Society (1972) dan International Journal of Sociology of Language (1974).  Dari kenyataan itu dapat dimengerti bahwa sosiolinguistik merupakan bidang yang relatif baru.
Pemilihan bahasa dalam masyarakat multibahasa merupakan gejala yang menarik untuk dikaji dari perspektif sosiolingistik. Bahkan Fasold mengemukakan bahwa sosiolionguistik dapat menjadi bidang studi karena adanya pemilihan bahasa. Fasold memberikan ilustrasi dengan istilah societal multilingualism yang mengacu pada kenyataan adanya banyak  bahasa dalam masyarakat. Tidaklah ada bahasan tentang diglosia apabila tidak ada variasi tinggi dan rendah. Pada kenyataannya setiap bab dari buku sosiolinguistik karya Fasold (1984) memusatkan pada paparan tentang kemungkinan  adanya pemilihan bahasa yang dilakukan masyarakat terhadap penggunaan variasi bahasa. Statistik sekalipun menurut Fasold  tidak akan diperlukan dalam sosiolinguistik apabila tidak ada variasi penggunaan bahasa dan pemilihan di antara variasi-variasi tersebut.
Masyarakat Tutur?

Menurut Wijaya dan Muhammad masyarakat tutur ialah sekelompok orang dalam lingkup luas atau sempit yang berinteraksi dengan bahasa tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok masyarakat tutur lain atas dasar perbedaan bahasa yang bersifat signifikan. Chaer dan Agustina mendefinisikan masyarakat tutur sebagai suatu kelompok orang atau masyarakat memiliki verbal repetoir yang relatif sama serta mereka mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan di dalam masyarakat itu. Fishman dalam Chaer dan Agustina mengatakan masyarakat tutur adalah suatu masyarakat yang anggota-anggitanya setidak-tidaknya mengenal satu variasi bahasa dan norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya.

B.     Hubungan Bahasa dan Budaya
Ada berbagai teori mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan. Ada yang mengatakan bahasa itu merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda, namun mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan.
Ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan, sehingga segala hal yang ada dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan dan cara berpikir manusia atau masyarakat penuturnya.
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.10 Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi. 
Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.
Fenomena antara Bahasa dan Budaya
Dengan demikian hubungan bahasa dan kebudayaan seperti anak kembar siam, du buah fenomena sangat erat sekali bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu sebagai sistem kebahasaan dan sisi yang lain sebagai sistem kebudayaan.
Bahasa bukan saja merupakan "property" yang ada dalam diri manusia yang dikaji sepihak oleh para ahli bahasa, tetapi bahasa juga alat komunikasi antar persona. Komunikasi selalu diiringi oleh interpretasi yang di dalamnya terkandung makna. Dari sudut pandang wacana, makna tidak pernah bersifat absolut; selalu ditentukan oleh berbagai konteks yang selalu mengacu kepada tanda-tanda yang terdapat dalam kehidupan manusia yang di dalamnya ada budaya. Karena itu bahasa tidak pernah lepas dari konteks budaya dan keberadaannya selalu dibayangi oleh budaya.
Dalam analisis semantik, Abdul Chaer mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain.11 Umpamanya kata ikan dalam bahasa Indonesia merujuk kepada jenis binatang yang hidup dalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dalam bahasa Inggris sepadan dengan fish; dalam bahasa banjar disebut iwak. Tetapi kata iwak dalam bahasa jawa bukan hanya berarti ikan atau fish. Melainkan juga berarti daging yang digunakan juga sebagai lauk (teman pemakan nasi). Malah semua lauk seperti tahu dan tempe sering juga disebut iwak.
Mengapa hal ini bisa terjadi ? semua ini karena bahasa itu adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat bahasa yang bersangkutan. Dalam budaya masyarakat inggris yang tidak mengenal nasi sebagai makanan pokok hanya ada kata rice untuk menyatakan nasi, beras, gabah, dan padi. Karena itu, kata rice pada konteks tertentu berarti nasi pada konteks lain berarti gabah dan pada konteks lain lagi berarti beras atau padi. Lalu karena makan nasi bukan merupakan budaya Inggris, maka dalam bahasa Inggris dan juga bahasa lain yang masyakatnya tidak berbudaya makan nasi; tidak ada kata yang menyatakan lauk atau iwak (bahasa Jawa).
Contoh lain dalam budaya Inggris pembedaan kata saudara (orang yang lahir dari rahim yang sama) berdasarkan jenis kelamin: brother dan sister. Padahal budaya Indonesia membedakan berdasarkan usia: yang lebih tua disebut kakak dan yang lebih muda disebut adik. Maka itu brother dan sister dalam bahasa Inggris bisa berarti kakak dan bisa juga berarti adik.

C.    Hubungan Bahasa dan Masyarakat terhadap Budaya
Berbicara tentang bahasa dan masyarakat tentu tidak terlepas dengan kebudayaan yang ada pada suatu masyarakat, maka titik tolaknya adalah hubungan bahasa dengan kebudayaan dari masyarakat yang memiliki variasi tingkat- tingkat sosial. Ada yang menganggap bahasa itu adalah bagian dari masyarakat, namun ada yang menganggap bahasa dan kebudayaan itu dua hal yang berbeda, tetapi hubungan antara keduanya erat, sehingga tidak dapat dipisahkan, yang menganggap bahasa banyak dipengaruhi oleh kebudayaan, sehinnga apa yang ada dalam kebudayaan akan tercermin dalam bahasa.Di sisi lain ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat mempengaruhi kebudayaan dan cara berpikir manusia, atau masyarakat penuturnya.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Intinya dapat disimpulkan bahwa antara bahasa, masyarakat dan budaya adanya saling keterkaitan satu sama lain terhadap eksistensi dari masing-masing sistem.
Karena pada dasarnya bahasa berada erat di dalam kehidupan masyarakat dan digunakan yaiu untuk berkomunikasi, entah itu dalam bentuk tanda, tulisan maupun lisan. Kemudian sebaliknya pada hakikatnya manusia tidak bisa bermasyarakat tanpa adanya bahasa, mungkin bisa dikatakan manusia sama halnya dengan hewan jika seperti itu. Dan budaya ada dan berkembang itu karena adanya masyarakat yang berbahasa, masyarakat yang berfikir yang menciptakan sesuatu hal yang menjadi nilai di masyarakat, yang kemudian dikatakan budaya.
Jadi masyarakat berkehidupan tidak lepas dari sistem bahasa dan sistem budaya.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas taufik dan hidayah-Nya, maka akhhirnya penulis dapat menyelsaikan makalah ini dari hasil diakuai kelompok dengan judul Language, Society and Culture, mata kuliah Sociolinguistic.
Berbagai hambatan seperti keterbatasan pengetahuan dan pengalam penulis tidak membuat penulis gentar untuk terus berjuang hingga makalah ini selesai dan akhirnya  sampai kepada tangan para pembaca yang budiman.  Inilah suatu kebahagiaan dan kepuasan bagi penulis.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telak memberikan andil yang cukup besar demi penyusunan makalah ini, khususnya kepada yang terhormat : Bapak Erwin Oktama,  selaku Dosen Mata Kuliah Sociolinguistic.
            Dengan memuji kebesaran nama Allah Subhanahuwata’ala maka penulis berharap semoga makalah ini akan menjadi bacaan yang brmanfaat bagi semua pihak.

   Kuningan, Maret 2012




DAFTAR PUSTAKA
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
·         Sociolinguistic book/ Stockwell Spolsky Bloomer

·          
DAFTAR ISI
                                                                                                     Pages
Kata Pengantar .................................................................................................      i
Daftar isi ............................................................................................................     ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................      1
A.    Latar Belakang........................................................................................      1
B.     Tujuan .....................................................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................      2
Language.............................................................................................................      2
Society ...............................................................................................................      2
Culture................................................................................................................      3
Hubungan antara masyarakat dan budaya..........................................................      4
Hubungan bahasa dengan budaya......................................................................      6
Hubungan bahasa dan masyarakat terhadap budaya..........................................      8
BAB III PENUTUP..........................................................................................      9
                 Kesimpulan.........................................................................................      9
Bibliography

Kisah Nyata Kebesaran Jiwa Seorang Ibu

KISAH NYATA DARI TAIWAN

Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor
senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini
betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya
kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan
pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur,
cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada
anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain.
Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh
sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.


Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil.

Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran

usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. "Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan.

Jangan di ungkit lagi". Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.

※※※※※
Bgaimanapun keadaan orang tua kita,mereka tetap orang tua kita.Melalui mereka Allah melahrkan kita di bumi ini ,hingga menjadi sekarang ini,semua berkat mereka.

                                               (http://peperonity.com/go/sites/mview/kisah.renungan.motivasi/34209307)

ANTARA KELUARGA DAN KULIAH

Disampaikan langsung oleh seorang mahasiswi tingkat III semester 6, Santi Desintavia 21 mei 2012 di kampus 2 UNIKU. Bahwa dirinya sadar akan pentingnya berpendidikan meskipun telah berkeluarga. "awalnya saya memutuskan berkuliah hanya sekedar mengisi kekosongan waktu, daripada diem dirumah lama-lama jadi bosen, tapi lambat laun minat menjadi seorang gurupun mulai tumbuh, keputusan ini sangat tepat untuk saya. Mungkin Allah mentakdirkan jalan saya disini, kemudian karena bahasa Inggris adalah bahasa populer ya saya ambil saja jurusan Pendidikan Bahasa Inggris meskipun saya rada ruwet kalo belajar bahasa Inggris, tapi yakin saya pasti bisa." tambah ibu yang mempunyai seorang anak ini. selain mengisi kekosongan, rupanya dukungan dari keluarga terutama orang tua yang membawa ia bergemelut dengan mahasiswa lain yang pada umumnya belum menikah, walaupun jarak yang ditempuh ke kota Kuningan dari tempat kediamannya di Cikijing kurang lebih 28 km.
Meskipun demikian, keluarga adalah tetap no satu baginya. Pengaturan waktu antara belajar di kampus dan mengusrus keluarga di rumahtangganya menjadi hal yang perlu diperhatikan, cape memang cape tapi dengan menjaga selalu stamina, tubuh akan selalu siap dalam menghadapi semua tantangan. "jangan lupa minum air putih yang banyak, karena ini akan membatu kita supaya tetap bugar, apalagi di depan suami, masa saya lemas, harus kuat dong," tambahnya sambil sedikit mengguyon.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar ujarnya, hidup adalah perjuangan, tetap bekerja cerdas dan keras, Insya Allah ada hasilnya.

(Santi Desintavia)

Senin, 21 Mei 2012

Subhanallah, Bayi Ini Lahir Membawa Alquran Sabtu

REPUBLIKA.CO.ID, NIGERIA -- Allah SWT tak pernah berhenti menunjukkan kuasa-Nya. Seorang bayi di Nigeria lahir sembari membawa Alquran dari rahim ibunya. Sejatinya, ibu bayi tersebut beragama Kristen, tapi pascamelihat mukjizat Allah tersebut, sang ibu dan nenek bayi tersebut langsung mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyatakan diri masuk Islam.

Seperti diberitakan harian Pmnewsnigeria, Senin (14/5) kemarin, bayi tersebut lahir di 112 Olateju Street, Mushin, Lagos State, Nigeria Barat Daya pada 7 Mei 2012 lalu. Saat keluar dari rahim ibundanya, bayi tersebut membawa sebuah Mushaf kecil di tangannya.

Kikelomo Ilori, nama ibu bayi tersebut. Wanita 32 tahun yang bekerja sebagai seorang ahli kecantikan langsung mengganti namanya menjadi Sherifat ketika masuk Islam. Hal itu diikuti nenek bayi tersebut yang mengganti namanya menjadi nama Islam.

Kelahiran bayi tersebut pun menyedot perhatian para ulama di negara benua hitam tersebut. Para ulama di Nigeria berkumpul untuk memberikan nama kepada bayi tersebut. Setelah menyampaikan ceramah singkat, seorang ulama Nigeria, Ustad Abdul Rahman Olanrewaju Ahmed, memberikan nama kepada bayi tersebut Abdul Wahab Iyanda Aderemi Irawo.

Untuk menghindari syirik dan kesesatan, Ustad Abdul Rahman juga menasihati sang ibu bila bayinya bukanlah seorang nabi, meskipun ia terlahir dari rahimnya sambil memegang Alquran. Menurutnya, kejadian itu merupakan kehendak Allah, untuk mengirim bayi tersebut ke dunia dengan cara yang menakjubkan.

Dalam acara pemberian nama itu, turut hadir ulama setempat, Sheikh Abdulraman Sulaiman Adangba, Ketua Nasrulifathi Society of Nigeria, NASFAT, Ustadz Alhaji Abdullahi Akinbode, dan Dr Ramoni Tijani dari Alifathiaquareeb Islamic Society of Nigeria.

Kelahiran sang bayi pun memberi berkah bagi tetangga sekampung. Pedagang tumpah ruah menjual berbagai souvenir terkait bayi tersebut, mulai dari kaos, tasbih, dan foto bayi tersebut.

Tak heran bila kelahiran bayi tersebut dianggap kontroversi sebagian pihak. Sebagian pihak berkata mustahil, tapi sebagian lainnya menganggap kejadian tersebut adalah kuasa Tuhan, dimana tak ada yang mustahil bagi-Nya.

Bahkan, seorang dokter dipecat gara-gara mengatakan kejadian tersebut adalah hoax alias berita bohong. Padahal saksi, media dan ibunya sendiri menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.



Redaktur: Karta Raharja Ucu
Sumber: pmnewsnigeria.com
http://www.republika.co.id

Private Bahasa Inggris Di rumah Anda